Artikel ini akan mengupas tuntas cara melepas infus di tangan pasien dengan pendekatan yang sistematis dan mudah dipahami.
Pemasangan infus adalah prosedur medis yang sangat umum dilakukan di rumah sakit untuk memberikan cairan, obat-obatan, atau nutrisi langsung ke dalam aliran darah.
Namun, setiap prosedur pemasangan pasti ada akhirnya. Baik karena terapi telah selesai, terjadi komplikasi seperti pembengkakan (flebitis), atau pasien sudah diperbolehkan pulang.
Bagi kamu yang sedang belajar keperawatan atau sekadar ingin memahami prosedur medis, mengetahui teknik yang benar dalam melepas intravenous catheter (IV cath) sangatlah krusial.
Tujuannya bukan hanya sekadar mencabut jarum, tetapi mencegah infeksi, meminimalkan rasa sakit, dan menghentikan pendarahan dengan efektif.
Persiapan Penting Sebelum Melepas Infus
Sebelum kamu menyentuh tangan pasien, ada fase persiapan yang tidak boleh dilewatkan. Tahap ini memastikan bahwa semua alat siap dan pasien merasa tenang.
Keamanan adalah prioritas utama dalam tindakan ini.
1. Persiapan Alat dan Bahan
Kamu tidak ingin berlari mencari kapas saat darah pasien sudah mulai keluar, bukan? Pastikan alat-alat berikut sudah tersedia di meja troli atau baki instrumen:
- Sarung tangan medis (Handscoon): Gunakan yang bersih untuk mencegah kontaminasi silang antara kamu dan pasien.
- Kapas alkohol (Alcohol swab): Penting untuk mensterilkan area dan membantu melepas lem pada plester.
- Kasa steril atau kapas kering: Digunakan untuk menekan luka tusukan setelah jarum dicabut.
- Plester medis atau Hypafix: Untuk menutup luka bekas tusukan agar tidak terpapar kuman.
- Bengkok (Kidney dish): Wadah berbentuk ginjal untuk membuang sampah medis bekas pakai seperti jarum dan kapas kotor.
- Perlak atau pengalas: Letakkan di bawah tangan pasien agar darah tidak mengotori seprai tempat tidu
Hand sanitizer atau sabun: Untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
2. Komunikasi dengan Pasien
Langkah ini sering diabaikan, padahal sangat vital. Kamu perlu menyapa pasien dan menjelaskan bahwa infus akan dilepas.
Jelaskan bahwa prosedur ini mungkin menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman seperti dicubit, tetapi hanya berlangsung sebentar.
Memberikan penjelasan akan membuat pasien lebih rileks.
Ketegangan otot akibat panik justru bisa membuat pembuluh darah menyempit (vasokonstriksi) dan mempersulit proses pelepasan. Mintalah izin (Informed Consent) secara lisan sebelum memulai tindakan.
Cara Melepas Infus di Tangan Pasien
Setelah persiapan selesai, masuklah ke inti tindakan. Ikuti urutan berikut agar proses berjalan lancar dan aman.
1. Pencegahan Infeksi dan Pengaturan Cairan
- Cuci Tangan: Lakukan cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer sebelum menyentuh pasien maupun alat steril. Ini adalah standar baku keselamatan pasien.
- Pakai Sarung Tangan: Kenakan sarung tangan bersih. Ingat, kamu akan berurusan dengan cairan tubuh (darah), jadi alat pelindung diri (APD) wajib dipakai.
- Matikan Aliran Infus: Sebelum melakukan apa pun pada area tusukan, putar klem rol pada selang infus ke arah bawah (posisi off) sampai tetesan benar-benar berhenti. Ini mencegah cairan infus menetes keluar saat selang dicabut.
2. Melepas Fiksasi (Plester)
Bagian ini sering kali menjadi momen yang paling “menarik” bagi pasien karena rasa sakit saat plester ditarik dari kulit berbulu.
- Basahi Plester: Jangan menarik plester secara paksa dalam kondisi kering. Ambil kapas alkohol atau alcohol swab, lalu usapkan pada pinggiran plester yang menempel di kulit. Alkohol akan melarutkan lem perekat sehingga plester mudah lepas tanpa menyakiti kulit pasien.
- Buka Perlahan: Tarik plester secara perlahan sambil menahan kulit pasien dengan jari tanganmu yang lain. Buka semua plester hingga hanya tersisa IV catheter yang menancap di pembuluh darah.
3. Pencabutan Jarum (IV Catheter)
Ini adalah momen kritis. Fokus dan ketenangan kamu sangat dibutuhkan di sini.
- Siapkan Penekan: Ambil kapas alkohol atau kasa steril baru dengan tangan dominanmu. Dekatkan ke titik masuknya jarum (area insersi). Jangan ditekan dulu, cukup tempelkan dengan lembut di atas titik tusukan.
- Tarik Jarum: Dengan tangan yang satunya, tarik selang infus/jarum keluar secara perlahan dan sejajar dengan permukaan kulit (jangan ditarik ke arah atas karena akan menyakitkan). Lakukan dengan gerakan yang mantap namun hati-hati.
- Tekan Segera (Depresi): Tepat pada detik jarum keluar sepenuhnya dari kulit, segera tekan titik tusukan tersebut dengan kapas alkohol/kasa yang sudah kamu siapkan tadi. Tekanan ini berfungsi untuk menghentikan pendarahan (hemostasis).
- Buang Limbah Tajam: Tanpa melepaskan tekanan pada tangan pasien, buang jarum/selang infus bekas ke dalam bengkok atau safety box (wadah khusus benda tajam) untuk mencegah risiko tertusuk jarum bekas.
4. Penanganan Pasca-Pencabutan
- Pertahankan Tekanan: Tahan tekanan pada bekas tusukan selama 2-3 menit, atau sampai darah berhenti keluar. Jika pasien kooperatif, kamu bisa meminta pasien untuk membantu menekan kapas tersebut. Jangan menggosok area tersebut, cukup ditekan saja (fiksasi tekan) untuk mencegah hematoma (memar).
- Observasi Luka: Angkat sedikit kapas untuk memastikan darah sudah berhenti. Jika masih merembes, tekan kembali.
- Tutup Luka: Jika pendarahan sudah berhenti, ambil plester luka atau Hypafix baru. Tempelkan kapas alkohol/kasa steril yang bersih (ganti jika yang lama sudah penuh darah) dan rekatkan dengan plester secara rapi.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Infus Dilepas
Tugasmu belum selesai hanya karena jarum sudah keluar. Kamu perlu memberikan edukasi singkat kepada pasien mengenai perawatan luka bekas infus agar tidak terjadi komplikasi seperti infeksi atau bengkak.
1. Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Meskipun terlihat sepele, melepas infus bisa menimbulkan risiko jika tidak bersih.
- Hematoma (Memar): Terjadi jika darah merembes ke bawah kulit karena tekanan yang kurang kuat setelah jarum dicabut. Jika ini terjadi, kompres dingin bisa membantu.
- Pendarahan Berkepanjangan: Bisa terjadi pada pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah. Pastikan kamu menekan luka lebih lama pada pasien tipe ini.
- Infeksi (Plebitis): Ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan rasa panas di area bekas tusukan beberapa jam atau hari setelah infus dilepas.
2. Tips untuk Pasien (Edukasi)
Sampaikan pesan ini kepada pasien atau keluarganya dengan bahasa yang mudah dimengerti:
- “Jangan sering memegang atau mengelupas plester penutup luka.”
- “Jaga area bekas infus agar tetap kering selama beberapa jam ke depan. Jika mandi, usahakan tidak terkena air sabun secara langsung.”.
- “Jika nanti di rumah tangan terasa bengkak, nyeri hebat, atau keluar nanah, segera kembali ke fasilitas kesehatan.”
- “Posisi tangan bisa ditinggikan sedikit (di atas posisi jantung) jika terasa nyut-nyutan untuk mengurangi aliran darah ke area luka.”.
Kesimpulan
Melepas infus mungkin terlihat sebagai tindakan sederhana dalam dunia medis, namun pelaksanaannya menuntut ketelitian dan kehati-hatian.
Sebagai tenaga kesehatan atau orang yang mempelajarinya, kamu memegang tanggung jawab untuk memastikan pasien merasa nyaman dan aman dari risiko infeksi.
Kunci keberhasilan dari cara melepas infus di tangan pasien adalah persiapan yang matang, komunikasi yang baik, teknik pencabutan yang steril, dan penekanan luka yang adekuat.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu telah mempraktikkan standar keselamatan pasien yang tinggi.
Ingat, kenyamanan pasien adalah prioritas. Sebuah senyuman dan ucapan “Terima kasih, Bapak/Ibu sudah kooperatif” di akhir prosedur akan memberikan kesan positif yang menenangkan bagi mereka.



